Apakah ada dalil yang menjelaskan bahwa secara khusus disunnahkan membaca surat as Sajdah dan al Mulk di antara shalat Maghrib dan Isya’ ?, demikian juga membaca tiga ayat dari surat al An’am setelah shalat subuh.
Apakah Disunnahkan Membaca Surat Sajdah dan Mulk Diantara Maghrib dan Isya’ Dan Keutamaan Beberapa Ayat Pada Surat Al An’am ?
Pertanyaan: 47618
Puji syukur bagi Allah, dan salam serta berkat atas Rasulullah dan keluarganya.
Pertama:
Sebelum menjawab pertanyaan di atas, ada masalah penting yang harus dijelaskan tentang fadhilah surat-surat dalam al Qur’an.
Ada banyak hadits palsu yang berkaitan dengan keutamaan surat dalam al Qur’an, yang sangat terkenal adalah sebagai berikut:
1. Nuh bin Abi Maryam al Jami’ yang terkenal dengan sebutan: “ia mengumpulkan semuanya kecuali yang benar”. Dia membolehkan mendustakan hadits untuk kemaslahatan agama, maka ia mengarang hadits-hadits palsu dan menisbahkan (menyandarkan)nya kepada Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- tentang keutamaan surat per surat dalam al Qur’an.
Abu Ammar al Husain bin Huraits al Marwazi berkata: “Dikatakan kepada Abu ‘Ishmah (ia adalah Nuh bin Abi Maryam): “Dari mana anda mendapatkan sanad dari ‘Ikrimah, dari Ibnu ‘Abbas –radhiyallahu ‘anhuma- dalam masalah keutaman surat per surat dalam al Qur’an, padahal sahabat-sahabat Ikrimah tidak memiliki jalur ini ?, ia berkata: “Saya melihat banyak orang yang berpaling dari al Qur’an, dan sibuk dengan fiqh Abu Hanifah, dan peperangan Muhammad bin Ishaq, maka aku palsukan hadits ini dengan mengharap pahala dari Allah –Ta’ala-“. (Diriwayatkan oleh al Hakim dalam “al Madkhol” hal.54, dan Ibnul Jauzi dalam “al Maudhu’aat” 16, dengan sanad yang shahih.
2. Maisarah bin Abdi Rabbihi al Farisi, Ibnu Hibban berkata berkaitan dengannya dalam “al Majruhiin” 2/345, nomor: 1038: “Dia adalah pengarang hadits fadhilah al Qur’an yang sangat panjang, “Barang siapa yang membaca ini maka baginya pahala ini”.
Disebutkan dalam “Lisanul Mizan” 7/198 karangan al Hafidz Ibnu Hajar: “Ibnu Hibban telah meriwayatkan dalam “ad Dhu’afaa’” dari al Mahdi berkata: “Saya berkata kepada Maisarah bin Abdi Rabbihi: “Dari mana kamu mendapatkan hadits-hadits ini? (Barang siapa membaca ini, maka baginya ini dan itu”, ia berkata: “Saya memalsukannya, agar orang-orang mencintai surat-surat tersebut”.
Ini adalah beberapa contoh orang-orang yang berani berbuat dusta kepada Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- untuk alasan kemaslahatan, Iblis telah mengelabuhinya.
Para ulama telah mengingatkan akan ketidak benaran hadits-hadits palsu yang merusak keutamaan semua surat dalam al Qur’an, di antara mereka adalah: al Maushili dalam “al Mughni ‘anil Hifdzi wal Kitab” 1/121, ia berkata: “Telah disebutkan: (Barang siapa membaca ini, maka ia akan mendapatkan ini dan itu) dari awal surat al Qur’an sampai akhir; Ibnu Mubarak berkata: “Saya menduga orang-orang Zindiq yang memalsukannya”. Al Maushili berkata: “Hadits tersebut bisa dipastikan ketidak benarannya”.
Ibnul Qayyim juga mengingatkan dalam “ al Manar al Munif” hal. 113-144, dan Syeikh Bakr Abu Zaid dalam “at Tahdits Bima Qiila”: “Tidak ada satu pun hadits yang benar”, hal. 122-123, dan menambahkan: “Peringatan: Keutamaan al Qur’an, dan keutamaan beberapa surat dan ayat sudah diketahui dengan dalil-dalil yang sampai kepada Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam-, maksud dari Ibnu Mubarak dan ulama setelah beliau adalah hadits-hadits panjang tersebut yang menjelaskan keutamaan surat per surat, seperti hadits yang dinisbahkan kepada Ubay bin Ka’b –radhiyallahu ‘anhu- dan disebarkan oleh beberapa ahli Tafsir, seperti: ats Tsa’labi, al Wahidi, az Zamakhsyari dalam tafsir-tafsir mereka, ini semua adalah palsu, itulah yang dimaksud oleh Ibnu Mubarak dan yang lainnya”. Wallahu a’lam.
Kedua:
Adapun hadits-hadits yang anda tanyakan, maka jawabannya adalah:
Takhrij hadits pertama:
Dari Abdullah bin Umar –radhuyallahu anhuma- berkata: Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda: “Barang siapa yang membaca: “” تبَاركَ الَّذِي بِيَدِهِ المُلْكُ ” وَ ” ألم . تنَزِيْل ” السَّجْدَة(surat al Mulk dan as Sajdah) antara shalat Maghrib dan akhir waktu shalat Isya’, maka ia seakan shalat malam pada malam lailatul qadar”.
Imam Suyuthi menyebutkan dalam “ad durrul Mantsur” 6/535, di awal surat as Sajdah, dan berkata: “Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari Ibnu Umar…lalu ia menyebutkan hadits di atas”.
Al Alusy dalam “Ruuhul Ma’ani” 21/116, dari as Suyuthi dan berkata: “As Suyuthi meriwayatkan sama dengan di atas, dan al Wahidi dari hadits Ubay bin Ka’b, dan ats Tsa’labi dari hadits Ibnu ‘Abbas, dilanjutkan setelahnya oleh Waliyyuddin berkata: “Saya tidak mengetahuinya, semua riwayat di atas adalah palsu”.
Hadits di atas memiliki beberapa redaksi, sebagiannya tidak ditentukan waktu membacanya, dan yang lain ditentukan, sebagaimana riwayat Ibnu Umar, sebagiannya ‘marfu’ (silsilah perowi hadits sampai ke Rasulullah)’ dan yang lain ‘muquf (silsilah perowi hadits sampai ke shahabat)’. Al Ghofiqi menyebutkannya dalam “Lamahatul Anwar” (1127, 1129, 1140, 1141, 1142, 1143, 1144, 1146) kecuali riwayat Ibnu Umar.
Takhrij Hadits Ke Dua:
Hadits tersebut diriwayatkan dari dua jalur:
1.Dari Ibnu ‘Abbas –radhiyallahu ‘anhuma- ‘marfu’an’ berkata: “Barang siapa yang membaca pada shalat subuh tiga ayat pada surat al An’am sampai:
…. وَيَعْلَمُ مَا تَكْسِبُونَ ” [ الأَنْعَامُ : 3]
Maka akan turun kepanya 40.000 malaikat yang akan dicatat seperti ibadah mereka, lalu akan diutus kepadanya satu malaikat dari langit ke tujuh dengan membawa gada dari besi. Jika syetan membisikkan kejahatan pada hatinya, ia akan memukulnya, hingga antara dia dan syetan akan terhalang 70 kali lipat. Dan pada hari kiamat Allah berfirman:
” أَنَا رَبُّكَ وَ أَنْتَ عَبْدِي ، وَامْشِ فِي ظِلِّي ، وَاشْرَبْ مِنْ الكَوْثَرِ ، وَاغْتَسِلْ مِنْ السَّلْسَبِيلِ ، وَادْخُلِ الجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ وَلاَ عَذَابٍ ” .
“Aku Tuhanmu, dan engkau hamba-Ku, maka jalanlah pada naungan-Ku, dan minumlah dari telaga al Kautsar, dan mandilah dari mata air salsabil, dan masuklah ke dalam surga tanpa hisab dan adzab”.
Imam Suyuthi menyebutkan dalam “ad Durrul Mantsur” 3/245-246, dan berkata: “As Silafi meriwayatkan dengan sanad yang lemah, dari Ibnu Abbas ‘marfu’an’.
Al Ghofiqi menyebutkan dalam “Lamahatul Anwar” 941.
2.Dari Ibnu Mas’ud berkata: Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
” مَنْ صَلَّى الفَجْرَ فِي جَمَاعِةٍ ، وَقَعَدَ فِي مُصَلاَّهُ ، وَقَرَأَ ثَلاَثَ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُوْرَةِ الأَنْعَامِ ، وَكَّلَ اللهُ بِهِ سَبْعِيْنَ مَلَكاً يُسَبِّحُونَ اللَّه وَيَسْتَغْفِرُوْنَ لَهُ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ ” .
“Barang siapa yang shalat subuh berjama’ah, dan duduk di tempat shalatnya, dan membaca tiga ayat di awal surat al An’am, maka Allah akan mengutus 70 malaikat untuk bertasbih kepada Allah, dan memintakan ampunan baginya sampai hari kiamat”.
Imam Suyuthi menyebutkan dalam “ad Durrul Mantsur” 3/246, ad Dailami dan al Ghofiqi dalam “Lamahatul Anwar” 935 juga menisbahkan kepadanya, dengan redaksi yang mirip dengan hadits Ibnu ‘Abbas.
Imam Al Alusy dalam “Ruuhul Ma’ani” 7/76, setelah menyebutkan beberapa hadits dan atsar tentang surat al An’am, diantaranya adalah hadits Ibnu ‘Abbas dan Ibnu Mas’ud dan yang lainnya, namun hampir semua riwayat diatas adalah dha’if, dan sebagian yang lain maudhu’ (palsu).
Tidak ada satu pun hadits yang kuat yang menjelaskan tentang fadhilah surat al An’am.
Sedangkan surat as Sajdah dan Tabarak tidak ada juga riwayat yang menganjurkan untuk membacanya di antara shalat Maghrib dan Isya’, akan tetapi untuk surat as Sajdah dianjurkan untuk dibaca pada shalat subuh di hari Jum’at.
Bukhori (891) dan Muslim (880) meriwayatkan dari Abu Hurairah –radhiyallahu ‘anhu- berkata:
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي الْجُمُعَةِ فِي صَلاةِ الْفَجْرِ (الم تَنْزِيلُ السَّجْدَةَ) وَ )هَلْ أَتَى عَلَى الإِنْسَانِ حِينٌ مِنْ الدَّهْرِ(
“Bahwa Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- biasanya membaca pada shalat subuh di hari Jum’at surat as Sajdah dan surat al Insan”.
Adapun keutamaan surat Tabarak adalah dibaca sebelum tidur atau semua waktu secara umum. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Tirmidzi 2891 dan Abu Daud 1400, dan Ibnu Majah 3786, dari Abu Hurairah –radhiyallahu ‘anhu- dari Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- brsabda:
(إِنَّ سُورَةً مِنْ الْقُرْآنِ ثَلاثُونَ آيَةً شَفَعَتْ لِرَجُلٍ حَتَّى غُفِرَ لَهُ وَهِيَ سُورَةُ تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ) . قَالَ الترمذي : هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ .
“Sungguh sebuah surat dalam al Qur’an yang ayatnya 30 ayat, (diizinkan) untuk memberi syafa’at bagi seseorang sampai diampuni dosanya, yaitu; surat Tabarak (al Mulk)”. (Tirmidzi berkata: ini hadits yang hasan)
Ibnu Hajar berkata dalam “at Talkhis” 1/234: “Imam Bukhori mempermasalahkannya dalam “at Tarikh al Kabir” bahwa ‘Abbas al Jasymi, tidak diketahui bahwa ia mendengar dari Abu Hurairah.
Syeikh al Baani menghasankan di beberapa tempat, dan menshahihkannya di tempat yang lain. Lihatlah pada : “Shahih Sunan Ibnu Majah” dan “Shahih Sunan Abu Daud”. Sebelumnya al Mundziri berkata: (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, ia menghasankannya dengan redaksi miliknya, dan Nasa’I, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban dalam shahihnya dan Hakim, ia berkata: sanadnya shahih).
Tirmidzi meriwayatkan (2892) dari Jabir –rashiyallahu ‘anhu- bahwa Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- tidak tidur sampai membaca (surat as Sajdah) dan (Tabarak)”. (Dishahihkan oleh al Baani dalam “Shahih Tirmidzi”).
Refrensi:
Soal Jawab Tentang Islam