0 / 0
31,69929/11/2014

Seorang Laki-Laki Berzina Berkali-Kali Dengan Wanita Kafir, Kemudian Sang Wanita Masuk Islam, Maka Dia Ingin Menikahinya

Pertanyaan: 2627

Saya seorang laki-laki muslim yang belajar di Eropa sejak lima tahun. Saat studi saya bertemu dengan seorang gadis dari Negara X dan saya mencintainya selama dua tahun. Saya mengakui bahwa saya telah berzina dengannya. Beberapa bulan lalu, dia masuk Islam dan saya sekarang ingin menikahinya berdasarkan ajaran Allah. Apakah saya boleh menikahinya dan apa langkah yang seharusnya saya lakukan? Jazaakallahu khairan.

Teks Jawaban

Puji syukur bagi Allah, dan salam serta berkat atas Rasulullah dan keluarganya.

Allah Ta’ala berfirman,  

وَلا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلا  (سورة الإسراء: 32)

“Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.” SQ. Al-Isro’: 32. 

Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Allah Ta’ala berfirman untuk melarang hambanya dari perbuatan zina dan mendekatinya serta melakukan sebab-sebabnya, 

ولا تقربوا الزنا إنه كان فاحشة  (أي ذنبا عظيما) وساء سبيلا (أي وبئس طريقا ومسلكا) .

“Dan janganlah kalian mendekati zinta, sesugguhnya dia merupakan perbuatan keji (maksudnya adalah dosanya besar) dan jalan yang buruk (maksudnya adalah jalan kehidupa yang tercela).” 

Imam Ahmad berkata, ‘Telah menyampaikan kepada kami Yazid bin Harun, menyampaikan kepada kami Jarir, telah menyampaikan kepada kami Salim bin Amir, dari Abu Umamah, sesungguhnya ada seorang pemuda mendatangi Nabi shallallahu alaihi wa sallam, lalu beliau berkata, ‘Wahai Rasulullah, izinkan aku berbuat zina.’ Maka orang-orang di sekitarnya menghardiknya, mereka berkata, ‘Mah…mah’. Maka berkatalah Nabi, “Mendekatlah’ Lalu dia mendekat. Nabi berkata lagi, ‘Duduklah,’ Lalu dia duduk, maka Nabi berkata, ‘Apakah kau suka jika dia (zina) terjadi pada ibumu?’ Dia berkata, ‘Tidak, demi Allah,’ Beliau bersabda, ‘Begitupula orang lain, mereka tak sudi jika hal itu terjadi pada ibunya.’ Lalu Nabi berkata, ‘Apakah kau suka jika hal itu terjadi pada anak gadismu?’ dia berkata, ‘Tidak demi Allah,” Maka beliau berkata, “Begitu pula orang lain, mereka tak sudi hal itu terjadi pada anak gadisnya.’ Lalu beliau berkata lagi, ‘Apakah kau sudi hal itu terjadi pada bibi dari bapakmu?’ Dia berkata, ‘Tidak demi Allah.’ Maka beliau berkata, ‘Begitu pula orang lain, mereka takkan sudi hal itu terjadi pada bibi dari bapaknya?’ Kemudia beliau bekata lagi, “Apakah kau sudi jika hal tersebut terjadi pada bibi dari ibumu?’ Dia berkata, ‘Tidak, demi Allah.’ Maka beliau berkata, ‘Begitu pula orang lain, mereka takkan sudi jika hal itu terjadi pada bibi dari ibunya.’ Lalu beliau meletakkan tangannya di tubuhya dan berkata,

اللهم اغفر ذنبه وطهر قلبه وأحصن فرجه

Ya Allah, ampunilah dosanya, sucikan hatinya dan lindungilah kehormatannya.’ 

Maka setelah itu sang pemuda tersebut tidak sedikitpun menoleh kepada perbuatan itu.”

Allah Ta’ala berfirman,

وَالَّذِينَ لا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا ءَاخَرَ وَلا يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلا بِالْحَقِّ وَلا يَزْنُونَ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ يَلْقَ أَثَامًا   . يُضَاعَفْ لَهُ الْعَذَابُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَيَخْلُدْ فِيهِ مُهَانًا. إِلَّا مَنْ تَابَ وَءَامَنَ وَعَمِلَ عَمَلا صَالِحًا فَأُولَئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا . وَمَنْ تَابَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَإِنَّهُ يَتُوبُ إِلَى اللَّهِ مَتَابًا  (سورة الفرقان: 68-71)

“Dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya Dia mendapat (pembalasan) dosa(nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan Dia akan kekal dalam azab itu, dalam Keadaan terhina, kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. dan orang-orang yang bertaubat dan mengerjakan amal saleh, Maka Sesungguhnya Dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya.” SQ. Al-Furqon: 68-71. 

Tidak dibolehkan laki-laki pezina menikahi wanita pezina kecuali jika dia bertaubat sebenarnya sehingga hilanglah pada mereka predikat pezina. Hal tersebut berdasarkan firman Allah Ta’ala, 

الزَّانِي لا يَنْكِحُ إلا زَانِيَةً أَوْ مُشْرِكَةً وَالزَّانِيَةُ لا يَنْكِحُهَا إِلا زَانٍ أَوْ مُشْرِكٌ وَحُرِّمَ ذَلِكَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ  (سورة النور: 3)  . 

“Laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina, atau perempuan yang musyrik; dan perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas oran-orang yang mukmin.” SQ. An-Nur: 3. 

Maka anda harus benar-benar bertaubat kepada Allah Azza wa Jalla. Dan hapuslah perbuatan dosa besar tersebut yang berkali-kali dengan kebaikan-kebaikan yang banyak, semoga Allah mengampuni anda. Jika taubat anda dan taubat wanita itu benar dan kalian berdua berpegang teguh dengan syariat Allah, maka tidak mengapa anda menikahi wanita tersebut Semoga Allah Ta’ala akan menerima orang yang bertaubat.

Refrensi

Syeikh Muhammad Sholih Al-Munajid

at email

Langganan Layanan Surat

Ikut Dalam Daftar Berlangganan Email Agar Sampai Kepada Anda Berita Baru

phone

Aplikasi Islam Soal Jawab

Akses lebih cepat ke konten dan kemampuan menjelajah tanpa internet

download iosdownload android