0 / 0

Si Ibu Menyampaikan Kepada Anaknya Berita dari Tukang Ramal Bahwa Kehidupan Rumah Tangganya Akan Sengsara

Pertanyaan: 7961

Ibuku pergi ke seorang peramal baru-baru ini. Padahal seharusnya ia tidak selayaknya pergi ke sana, karena hukumnya haram. Ibuku menceritakan, bahwa sang peramal menyebutkan: kehidupan saya akan sengsara dan tidak berbahagia bila saya menikah. Saya tidak akan bertahan dengan seorang suami lebih dari dua tahun. Saya menyadari bahwa hanya Allah saja-lah yang mengetahui hal-hal ghaib. Akan tetapi saya menjadi khawatir juga karena berita yang dibawa oleh ibu saya itu. Apa kira-kira yang bisa saya lakukan untuk mencegah agar hal itu tidak terjadi. Sungguh saya menjadi bingung dan tidak tahu lagi apa yang harus saya yakini.

Teks Jawaban

Puji syukur bagi Allah, dan salam serta berkat atas Rasulullah dan keluarganya.

Al-Hamdulillah.
Pertama: Semoga Allah memberi Anda pahala yang baik dengan keyakinan Anda bahwa hanya Allah semata yang mengetahui keghaiban. Itulah yang menjadi harapan kami untuk menjadi keyakinan Anda dan keyakinan setiap muslimah yang bertakwa. Itu termasuk hal-hal prinsipil yang berkaitan dengan keimanan kepada Allah semata.
Akan tetapi yang mengherankan, setelah memiliki keyakinan semacam itu, kenapa Anda masih merasa takut terhadap orang yang tidak mengetahui keghaiban? Hendaknya Anda menentramkan hati dan bertawakkal kepada Allah. Sesungguhnya Anda hanya akan terkena dengan apa yang telah Allah gariskan kepada Anda.

Kedua: Adapun hukum meramal atau ilmu nujum dan mengaku mengetahui keghaiban, itu termasuk hal yang membinasakan bagi pelakunya, mengeluarkannya dari tauhid bahkan dari agama Islam itu sendiri.

Ketiga: Para peramal itu belajar dari kalangan jin. Mereka adalah para ahli sihir yang bekerja sama dengan syetan. Padahal syetan itu baru mau membantu mereka, setelah mereka mengganti agama (keyakinan) mereka. Padahal orang yang mengganti agamanya itu hukumannya harus dibunuh. Orang yang datang menemui mereka (untuk meminta ramalan), lalu membenarkan yang mereka ucapkan juga terjerumus dalam kekafiran. Bila tidak sampai mempercayai ucapan mereka, maka tidak akan diterima shalatnya selama empat puluh malam.

Adapun dalil dari yang pertama adalah riwayat hadits Abu Hurairah dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda:

“Barangsiapa yang mendatangi seorang peramal lalu mempercayai apa yang dia ramalkan, maka ia telah kufur terhadap wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam .”

(HR. Tirmidzi No. 135, Abu Dawud No. 3904, Ibnu Majah No. 639 dan Ahmad No. 9252. Hadits itu dishahihkan oleh Al-Hakim [I : 49] dan diakui oleh Adz-Dzahabi. Al-Hafizh Ibnu Hajar menyatakan bahwa hadits itu memiliki dua hadits penguat diriwayatkan oleh Al-Bazzar dengan sanad yang bagus. Lihat Fathul Bari X : 217)

Dalil dari yang kedua: Diriwayatkan dari salah seorang isteri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa ia menceritakan: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Barangsiapa yang mendatangi seorang peramal lalu menanyakan kepada tentang satu ramalan, maka tidak akan diterima shalatnya selama empat puluh malam.”
(HR. Muslim 2230)

Yang keempat: Adapun bagaimana para peramal itu bisa mendapatkan berita-berita tersebut, itu dijelaskan dalam hadits Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda:

“Tatkala Allah telah menetapkan satu urusan di langit, para malaikat mengepak-ngepakkan sayap mereka untuk menunjukkan ketundukkan mereka terhadap firman Allah, seolah-olah firman Allah itu adalah rantai di atas gundukan tanah yang menembus diri mereka. Ketika hati mereka sudah demikian gentar, tiba-tiba mereka ditanya: “Apa yang difirmankan oleh Rabb kalian?” Mereka menjawab: “Ia memfirmankan kebenaran belaka, sesungguhnya Dia Yang Maha Tinggi Lagi Maha Besar.” Maka kata-kata itu didengar oleh jin yang mencuri-curi kabar dari langit. Demikianlah berita-berita itu dioper secara estafet -Sufyan salah seorang perawi hadits ini memberikan gambaran dengan telapak tangannya– beliau menyilang-nyilangkan jari-jarinya. Lalu berita itu diberikan oleh pencuri berita itu kapada yang di bawahnya, kemudian diberikan lagi kepada yang dibawahnya, sampai terakhir hinggap di lisan ahli sihir atau peramal. Terkadang mereka sudah keburu disambar oleh bintang berekor sebelum sempat menyampaikannya. Terkadang mereka sempat menyampaikan kepada sang peramal sebelum sempat disambar oleh bintang berekor. Namun kemudian syetan membumbuinya dengan seratus kebohongan. Ia mengatakan: “Bukankan si Fulan telah mengatakan kepada kita demikian pada hari ini dan itu?” Secara bertepatan, sama dengan kata yang didengar dari berita langit.”

(HR. Al-Bukhari- 4424)

Yang kelima: Syetan dapat mendengar ucapan para malaikat kepada sesama malaikat adalah dengan takdir dari Allah di langit. Dan itu adalah persoalan yang kongkrit, bukan berarti syetan mengetahui hal yang ghaib. Namun dengan satu kata yang didengarnya itu, syetan membumbuinya dengan seratus kebohongan. Seperti memberikan kabar bahwa si Fulanah akan melahirkan anak laki-laki, lalu si peramal mengabarkannya kepada orang banyak. Ternyata yang terjadi memang demikian, sehingga mereka merasa mantap dengan berita itu. Atau memberikan kabar bahwa si Fulanah akan menikah tahun sekian atau akan meninggal dunia tahun sekian, dan berbagai kejadian rinci sejenisnya. Dengan itu, orang banyak menjadi terpukau dan mendekatkan diri mereka kepadanya dengan memberikan banyak hadiah dan uang. Kebohongan itu akhirnya menjadi lahan pencariannya setelah orang banyak sudah merasa mantap terhadap omongannya, sehingga iapun mencari nafkah dengan cara yang haram pula.

Yang keenam: satu hal yang perlu diingatkan di sini, bahwa tidak setiap peramal itu adalah dukun, terkadang ia meramal dengan menggunakan pasir atau membaca melakui cangkir air. Karena para dukun itu adalah yang dapat melihat berita dari kalangan jin, sementara selain mereka tidaklah demikian. Para peramal dengan pasir dan sejenisnya itu hanyalah para pendusta. Akan tetapi secara hukum mereka semua adalah sama, dari sisi bahwa mereka sama-sama mengaku mengetahui hal-hal ghaib, meskipun dukun yang bekerja sama dengan syetan itu lebih kufur lagi. Karena di samping ia kafir karena ramalannya, ia juga kafir karena bekerja sama dengan syetan yang hanya akan memberikan apa yang mereka minta setelah ia mempersembahkan kepada syetan itu berbagai bentuk sesembahan yang mengeluarkan dirinya dari Islam.

Yang ketujuh: Anda berkewajiban menasihati ibu Anda agar tidak mendekati orang-orang semacam itu, agar tidak terjerumus ke dalam dosa atau bahkan gugur amal perbuatannya. Jangan meninggalkan nikah, karena menikah itu banyak membawa manfaat dan termasuk amalan yang agung, sesuai tuntutan fitrah sebagaimana juga merupakan anjuran agama. Insya Allah, kehidupan Anda tidak akan sengsara. Bahkan Anda harus optimis bahwa kehidupan Anda akan senang dan berbahagia. Kami berdoa, semoga Anda akan dikumpulkan dengan orang yang shalih dan berilmu. Kalaupun terjadi hal yang tidak baik, artinya Anda menikah dengan lelaki yang menyebabkan Anda kurang berbahagia, maka semua itu adalah takdir Allah, bukan karena ramalan si peramal tadi itu sendiri, bukan juga karena si peramal itu mengetahui keghaiban, tetapi hal itu terjadi secara kebetulan saja, sebagai ujian dan cobaan. Bagaimanapun adanya, keberanian Anda memasuki kehidupan berumahtangga -selain karena banyak manfaatnya– juga berfungsi meredam bualan para peramal dan para dajjal beserta orang-orang yang mempercayai ucapan mereka. Semoga Allah memberikan taufik kepada kita semua untuk mendapatkan segala kebaikan. Shalaw

Refrensi

Syeikh Muhammad Sholih Al-Munajid

at email

Langganan Layanan Surat

Ikut Dalam Daftar Berlangganan Email Agar Sampai Kepada Anda Berita Baru

phone

Aplikasi Islam Soal Jawab

Akses lebih cepat ke konten dan kemampuan menjelajah tanpa internet

download iosdownload android