Saya mengalami gangguan was-was dan membutuhkan penjelasan. Mulanya saya mengeluh sakit migren (sakit separuh kepala), lalu saya mencoba pengobatan kedokteran, dan bertanya kalau saya mengeluh dari masalah kelenjar gondok. Alhamdulillah, saya tidak mengalami sakit apapun. Seseorang memberitahukan kepadaku agar minum ‘Air Yasin’ mungkin dapat membantu untuk penyembuhan. Akan tetapi terus terang saya sangat stress dan putus asa. Saya selalu berdoa kepada Allah Azza Wajalla agar meringankan beban diriku. Apa pendapat anda tentang masalah ini? Dan bagaimana seseorang keluar dari perasaan semacam ini?
HUKUM MEMINUM AIR YANG TELAH DIBACAKAN SURAT YASIN UNTUK MENGOBATI (SAKIT) RAGU-RAGU.
Pertanyaan: 161188
Puji syukur bagi Allah, dan salam serta berkat atas Rasulullah dan keluarganya.
Sebelum penjelasan hukum agama, kami nasehatkan anda untuk menghadapi rasa sakit dan melewati cobaan dengan baik sebagaimana seharusnya orang mukmin menghadapinya, dengan sabar dalam kesusahan dengan tidak menghiraukannya dan segera melakukan kesibukan yang melupakan disertai mencari jalan pengobatan dengan jalan tenang, sabar tanpa kenal lelah dan menyerah. Jangan sampai stres karena kegagalan sebagaimana jangan mundur karena lambatnya pertolongan. Hanya milik Allah Azza Wajlla segala sesuatu, semua urusan ada hikmahnya.
Setiap orang di dunia ini, seyogyanya mempersiapkan dirinya untuk menanggung ujian dan menghadapi berbagai macam cobaan. Hal itu merupkan urusan dunia yang akan punah yang telah ditakdirkan. Allah Ta’ala Azza Wallah berfirman:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الأَمْوَالِ وَالأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ . الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ . أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ (سورة البقرة: 155-157)
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: ‘Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun’ Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah: 155-157)
Seorang mukmin senantiasa mengingat rahmat Allah Azza Wa Jalla, tidak putus asa menggapai kemurahan Tuhannya Subhanahu wa ta’ala untuk mendapatkan kesembuhan dan terkabul doanya meskipun selang beberapa waktu. Di sisi lain, hendaknya dia juga memperhatikan sekitarnya bencana yang dialami manusia, di antara mereka ada yang fakir, tidak mendapatkan sesuap nasi, ada yang sakit mematikan dan merasakan sakit setiap saat, ada yang terlunta-lunta, tertawan dan disiksa, ada yang dicoba dengan keluarga dan anaknya, ada yang takut di negaranya, dan berbagai berbagai macam cobaan tiada berakhir. Barangsiapa yang memperhatikan hal itu, maka tidak dapat lari dari kesabaran.
Kesabaran dengan (penuh) kerelaan itu lebih utama dibandingkan kesabaran dengan ketidakpuasan. Sabar inilah yang akan dicatat oleh Allah pahala dan balasan. Kalau para Rasul dan Para Nabi – padahal mereka adalah makhluk yang paling mulia dan paling dicintai Allah Azza Wa Jalla –medapatkan ujian, kesakitan yang berkepanjangan, namun hal itu tidak menyebabkan mereka putus asa dan terputus dari rahmat Allah.
Nabi Nuh alaissalam mendakwahkan kaumnya seribu tahun kurang lima puluh tahun, sementara (kaumnya) menuduh dan memeranginya. Ya’qub dan Yusuf ‘alaihimas salam berpisah (dengan Nabi Yusuf, putera kesayangan) bertahun-tahun hingga matanya buta. Musa ‘Alaihis salam dikeluarkan dari tanah airnya dan terusir dalam kondisi ketakutan dan melihat kondisi. Zakariyah dan Yahya ‘Alaihimas salam keduanya dibunuh oleh Bani Israel. Isa ‘Alais salam kaumnya ingin menyalibnya, akan tetapi Allah telah angkat (ke langit). Muhammad sallallah’alaihi wa sallam terusir kaumnya dari tanah airnya, dihina, dihardik dan ingin dibunuh. Daftarnya melebihi dari itu semua. Barangsiapa yang ingin mengenal (lebih jauh) maka buka dan lihatlah Kitabullah Ta’ala. Dan hendaklah merasakan makna ayat-ayat yang dibacanya, maka akan anda dapati sebaik-baik hiburan.
Maka kita selayaknya –sebagai hamba yang lemah- tidak tergesa-gesa mengatasi kesusahan. Hendaknya kita menunaikan kewajiban kita dengan kesabaran dan penuh kerelaan. Serta menyerahkan ketentuan kepada Allah Azza Wa Jalla. Karena Dia Maha Bijaksana yang mengatur seluruh urusan dunia sesuai dengan keinginan-Nya. Kesemuanya itu tidak menghalangi untuk meminta bantuan dengan Ruqyah Syar’iyyah bisa jadi Allah tulis sarana itu sebagai jalan kesembuhan.
Karena Allah Azza Wajallah berfirman:
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ وَلا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلا خَسَارًا (سورة الإسراء)
“Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.” (QS. Al-Isra: 82)
Al-Allamah Muhammad AL-Amin As-Syinqity rahimahullah berkata:
“Hal ini mencakup penyembuhan penyakit hati, seperti ragu-ragu, nifaq dan selain itu. Juga merupakan obat untuk badan kalau diruqyah dengannya. Sebagaiamana kisah seseorang yang terkena bisa dan diruqyah dengan Al-Fatihah. Kisah ini terdapat dalam kitab shaheh terkenal.’ (Tafsir Adhwaul bayan, 3/253)
Akan tetapi pengkhususan ayat atau surat tertentu seperti surat Yasin, untuk pengobatan penyakit tertentu, ditambah penentuan bilangan dan waktu tertentu untuk membaca ayat dan surat ini. Kesemuanya itu tidak ada sedikit pun landasannya dalam sunnah nabawiyah, tidak ada dalil syar’i yang mendukungnya, bahkan dikhawatirkan pelakunya terjerumus dalam bid’ah.
Penjelasan tentang hal ini telah dijelaskan dalam website kami di jawaban no. 123155. Adapun orang yang meminum air yang telah dibacakan surat yasin, pada sebagian waktu, tanpa ada keyakinan tertentu dari sisi agama, maka hal itu tidak mengapa. Meskipun ruqyah itu lebih utama kalau yang ada ketetapan dalil agama. Seperti bacaan surat Al-Fatihah pada air, dua surat Al-Mua’widzatain (surat Al-Falaq dan AN-Nas), ayat kursi dan semisal itu yang telah ada penjelasannya di website kami pada bab ‘ruqyah’ di antaranya jawaban no. 3476.
Juga telah dijelaskan dalam website kami berbagai jawaban yang memberikan saran sebagian sarana pengobatan ragu-ragu dan perasaan was-was yang seringkali melintas di pikiran dan tidak dapat dihindari. Silakan merujuk di nomor berikut ini, 62839, 102851, 107150.
Wallahu’lam .
Refrensi:
Soal Jawab Tentang Islam
Tema-tema Terkait